Kamis, 25 Februari 2010

PERJALANANMU, PAPA

sejak kapan kau menyukai api d penghujung puntung rokok itu, papa?
dan ketika apa kamu membuangnya?
setauku kau lebih menyukai sebagaian dari batangan rokokmu.
kemudaian langsung membuangnya dan berganti ke batangan berikutnya.
atau kau simpan yang nantinya kau berikan kepada pemulung-pemulung yg lewat.

sejak kapan kau tak tau lagi asbak itu masih menampung puntung rokokmu,
dan mulai tanggal barapa kau menjadi penggelisah di dalam asab-asab rokomu itu, papa??
banyak perubahan baru dalam dirimu yang aku tak tau hingga membuat aku terpaku.
tapi kunikmati dirimu masih menyimpan senyum padaku
dalam kegelisahan
yang meresahkan pintu-pintu rumahmu.

aku yang merasa tak pernah lupa kebiasaanmu, kini pun membatu
seakan dimakan waktu yang berlalu ragu.
ruas jalan mana aku lengah hingga tak tau lagi dengan gerak tubuhmu.
ah, semoga saja nama rokomu yang dalam ingatanku pun tak kau rubah
seperti batangan yang kau habiskan dalam resahmu.



SIAK, 2010

1 komentar:

  1. kata demi kata dalam naskah ini cukup memukau, seolah menggambarkan kehidupan yang penuh dengan tandatanya?memang manusia hanya merencanakannya akan tetapi tuhan (Allah) juga yang menetukannya, berjalanlah digaris-garis yang telah ditentukan dan mainkanlah peran tersebut.

    BalasHapus

"kata adalah senajata". berilah aku senjata yang bisa kujadiakan pembelaan dalam perjalanan